12/11/09

Masturbasi Berlebihan, Apasih Akibatnya.....

MASTURBASI alias ’swalayan’ sudah jamak dilakukan. Sepanjang tidak berlebihan, ’swalayan’ oke-oke saja. Tapi kalau kebablasan, tidak baik juga lho.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa masturbasi itu hal wajar, kebiasaan “sehat” dalam hidup. Tapi jika sudah berlebihan, tetap saja tidak bisa dilakukan. Begitu seperti yang ditulis Ahmad Fauzi Suryasoemirat dalam bukunya Seks, Fakta, & Mitos.

Yang jadi pertanyaan penting adalah, berapa kali masturbasi dikatakan berlebihan? Untuk Anda dan pasangan yang melakukannya beberapa kali dalam seminggu tak usah membaca artikel ini. Yang perlu membaca adalah mereka yang melakukan servis swalayan beberapa kali dalam sehari, setiap hari!

Maturbasi berlebihan, bahkan menjadi pola kompulsif, dapat berdampak negatif pada ketidakseimbangan psikis dan fisik, Agak seram ya?

Sejumlah pakar menyarankan agar para pria menjaga frekuensi ejakulasi mereka hanya menjadi beberapa kali dalam seminggu. Namun demikian bagi mereka yang aktif secara seksual, baik berhubungan intim dengan pasangan dan melakukan masturbasi juga, sehingga mengalami ejakulasi beberapa kali dalam sehari, mungkin tak percaya saran tersebut. Tapi percayalah, studi menunjukkan ejakulasi berlebihan itu tidak disarankan.

Apa yang terjadi jika masturbasi dilakukan sering? Menurut pakar seks di Askmen.com, masturbasi berlebihan dapat merangsang fungsi saraf parasimpatik (acetylcholine). Rangsangan berlebihan ini dapat memicu dihasilkannya hormon seks lebih banyak dan neurotransmitter seperti acetylcholine, dopamine, dan serotonin yang menyebabkan perubahan kimia tubuh.

Efek samping dari perubahan kimia tubuh mengejawantah pada kelelahan, kerontokan rambut, kehilangan ingatan, penglihatan kabur serta sakit pada testikel.

Masturbasi berlebihan menekan fungsi sistem saraf dan hati, yang akan menimbulkan kelelahan secara seksual (terutama pada para laki-laki muda). Hal ini termasuk terjadinya disfungsi ereksi atau impotensi pada pria sebelum usia matang mereka menjelang.

Kebocoran air mani, keluarnya sperma dari penis tanpa ereksi, digambarkan sebagai masalah umum lain yang dihubungkan dengan masturbasi berlebihan. Ih, seram.

Ini menjadi pertanda bahwa saraf yang mengontrol katup ejakulasi melemah sebab terlalu sering digunakan dan mendapat rangsang berlebihan.

Hal ekstrim yang lain jika dihubungkan dengan masalah fisik, keinginan berlebihan melakukan masturbasi menyulitkan hubungan Anda dengan pekerjaan dan keluarga, seperti halnya kecanduan alkohol atau judi. Pokoknya asyik dengan diri sendiri dan abai dengan dunia sekelilingnya. Gawat kan?

Jika dari diri sendiri tidak mampu, mintalah saran dari pakar seks, atau bergabung dalam “klub” yang memiliki masalah serupa dan ingin melepaskan diri dari jerat ‘kecanduan’ masturbasi. Anda dapat mendengarkan cerita mereka dan barangkali menemukan teknik mengurangi dorongan ’swalayan’ dari para teman senasib.

Namun jika berbicara di klub tampak memalukan, datangi saja terapis seks. Tak usah malu, para terapis itu sudah terbiasa menangani masalah ini. Anda bukan yang pertama, juga bukan yang terakhir.

sumber : Chaerunnisa – Okezone.com

Mana Yang Bener nieh....

Banyak pria menyalurkan hasrat seksualnya melalui masturbasi. Meski begitu, banyak mitos yang beredar soal masturbasi. Cari tahu mana yang benar.

1. Masturbasi sangat normal
Para pria kerap berpikir telah melakukan cara “aneh” saat beronani, padahal tidak. “Setiap pria punya cara masturbasi. Ada yang pakai tangan, menggosokkan kelamin ke suatu benda, perlu alat bantu seks, memakai pakaian khusus, berfantasi, melihat buku/majalah, bahkan sambil bercermin,” kata Martha Cornog, penulis The Big Book of Masturbation.

2. Masturbasi sangat aman, meski tidak seluruhnya
Masturbasi memang tidak menularkan penyakit seksual, tetapi bukan jaminan aman juga. Masturbasi yang kasar, kulit penis bisa iritasi. Kebiasaan masturbasi sambil telungkup, dengan bantal, atau karpet di bawahnya, bisa mencederai saluran kemih. Ini bisa membuat keluarnya urine seperti menyembur dan sulit dikontrol.

Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks di New York, AS, menyatakan dalam situs webMD, ia pernah menangani pasien yang harus berkemih sambil duduk gara-gara sering bermasturbasi sambil telungkup.

3. Seks sendiri bisa memberi tenaga super
Melakukan seks sendiri bisa membuat pria lebih mampu merespons rangsangan seksualnya sendiri, apa yang terasa enak dan tidak enak baginya. Dengan begitu, pria akan lebih baik dalam menjelaskan kepada pasangannya bagaimana dia ingin disentuh.

Memang, sejumlah pria menjadi terobsesi dengan seks sendiri, sehingga kehilangan minat untuk bermesraan dengan pasangan. Kondisi ini bisa melukai perasaan pasangan dan hubungan bisa kacau.

4. Berisiko kanker prostat
Studi tahun 2004 yang dipublikasikan dalam The Journal of the American Medical Association melaporkan bahwa frekuensi ejakulasi tidak terkait dengan meningkatnya risiko kanker prostat. Frekuensi ejakulasi ini meliputi hubungan seksual dan masturbasi.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam BJU International pada Januari lalu, para periset menjumpai bahwa masturbasi rutin pada pria muda menaikkan risiko kanker prostat. Sebaliknya, masturbasi berulang kali pada pria lebih tua justru menurunkan risiko kanker prostat. Bisa jadi bukan masturbasinya yang meningkatkan risiko kanker prostat pada pria yang sering masturbasi di usia 20 hingga 30-an.

sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar